Topi koki atau lebih dikenal dengan Toque
dirancang pertama kali oleh pelukis Renaisans Italia kenamaan Leonardo
da vinci tahun 1452 hingga 1519. Seorang pelukis, pemahat, arsitek,
ahli mesin, dan koki yang handal. Sejarah menunjukkan toque telah
dipakai oleh laki-laki dan perempuan sebagai penutup kepala saat
memasak atau disebut koki. Toque merupakan pelengkap seragam para koki
sekaligus menjadi ikon seorang koki.Namun sayangnya pada abad ke -16
toque tidak lagi muncul di pasaran.
Hal itu dikarenakan pembuat toque merupakan para idealis yang menjadi incaran pemerintahan saat itu dan terpaksa harus dipenjara dan dieksekusi. Sedangkan beberapa pembuat toque lainnya bersembunyi di antara imam dan biara dan berlindung di Gereja Ortodoks.
Hal itu dikarenakan pembuat toque merupakan para idealis yang menjadi incaran pemerintahan saat itu dan terpaksa harus dipenjara dan dieksekusi. Sedangkan beberapa pembuat toque lainnya bersembunyi di antara imam dan biara dan berlindung di Gereja Ortodoks.
Abad ke-18 toque muncul
kembali dan dirancang ulang oleh Careme dengan tujuan untuk menghindari
kemungkinan rambut yang jatuh ke dalam piring hidangan. Pada pada abad
ke-19 toque dimodel dengan lipatan-lipatan agar topi bisa berdiri tegak
dan memberi ventilasi untuk sang kepala koki. Selain itu tradisi jumlah
lipatan pada toque menunjukkan lama tidaknya pengalaman koki. Seperti
seorang kepala koki dengan banyak pengalaman memakai toque dengan
seratus lipatan.
Tapi meski seratus lipatan tidak ditemukan lagi pada toque kepala koki, di beberapa negara masih saja menggunakan toque yang diartikan bahwa lipatan koki yang membedakan antara kepala koki dan juru masak lainnya. Tetapi jumlah lipatan pada toque menunjukkan banyaknya cara koki dapat menyiapkan hidangan sebagai kepala koki. Dan lipatan tersebut juga sebagai bentuk penghormatan kepada kepala koki atas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Kini juru masak di seluruh dunia tetap memakai topi ini terlepas dari sejarah dan tradisi, yang mengakibatkan evolusi dari topi koki.
Tapi meski seratus lipatan tidak ditemukan lagi pada toque kepala koki, di beberapa negara masih saja menggunakan toque yang diartikan bahwa lipatan koki yang membedakan antara kepala koki dan juru masak lainnya. Tetapi jumlah lipatan pada toque menunjukkan banyaknya cara koki dapat menyiapkan hidangan sebagai kepala koki. Dan lipatan tersebut juga sebagai bentuk penghormatan kepada kepala koki atas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Kini juru masak di seluruh dunia tetap memakai topi ini terlepas dari sejarah dan tradisi, yang mengakibatkan evolusi dari topi koki.
sumber : wikiberita
No comments:
Post a Comment