Pemain:
John Cusack
Amanda Peet
Chiwetel Ejiofor
Thandie Newton
Oliver Platt
Tom McCarthy
Woody Harrelson
Danny Glover
Liam James
Morgan Lily
Zlatko Buric
Sutradara:
Roland Emmerich
Penulis naskah:
Harald Kloser
Roland Emmerich.
KIAMAT 2012.
Orang yang mempercayai datangnya hari akhir, pasti ngeri membayangkan
kehancuran bumi. Film 2012 dengan segala efek khususnya sukses
menghadirkan kengerian kala bumi hancur.
Film garapan
sutradara Roland Emmerich ini langsung memikat perhatian publik.
Pasalnya, sejak beberapa tahun terakhir orang-orang ramai
memperbincangkan ramalan Bangsa Maya tentang dunia yang akan berakhir
di penanggalan kuno mereka, yakni 21 Desember 2012.
Cerita
bermula dari penelitian ilmuwan di India, Dr Satnam Tsurutani (Jimi
Mistry) yang menemukan bahwa inti bumi terus memanas. Satnam mengundang
sahabatnya sekaligus ilmuwan Amerika, Dr Adrian Helmsley (Chiwetel
Ejiofor), untuk datang melihat penelitian tersebut.
Adrian
terkejut melihat inti bumi yang terus memanas. Peningkatan derajat
panasnya pun terus naik dengan cepat. Adrian buru-buru kembali ke
Amerika untuk bertemu kepala staf presiden, Carl Anheuser (Oliver
Platt). Carl yang semula meremehkan temuan bumi terus memanas itu
langsung terkejut dan merespons.
Adegan lalu berlanjut ke
pertemuan G8. Di sini, Presiden Amerika Thomas Wilson (Danny Glover),
menyampaikan kepada para petinggi dunia bahwa bumi akan dilanda musibah
besar terkait inti bumi yang terus memanas.
Memasuki 2012, pemerintah semakin sibuk melakukan persiapan penyelamatan manusia dari musibah yang dipercaya sebagai kiamat.
Sementara
itu, di lain tempat digambarkan seorang penulis buku Jackson Curtis
(John Cusack) datang ke rumah mantan istrinya, Kate Curtis (Amanda
Peet), untuk menjemput anak mereka, Noah dan Lily, berkemah.
Setibanya
di lokasi perkemahan Yellowstone, Jackson ingin menunjukkan danau
tempat keluarga ini dulu sering berkemah ketika belum bercerai. Sayang,
di depan jalan masuk ke danau terpampang larangan memasuki area.
Jackson dan dua anaknya nekat menerobos masuk dan rupanya danau itu
lenyap karena proses pemanasan bumi.
Di lokasi perkemahan
itu, Jackson bertemu Charlie Frost (Woody Harrelson), seorang penyiar
radio yang berpenampilan seperti orang gila. Berkat Charlie, Jackson
tahu bahwa bumi terancam musnah. Jackson pun diberi bocoran oleh
Charlie, ada sebuah peta berisi pesawat yang dapat menyelamatkan
manusia dari kehancuran bumi.
Ketika pulang dari perkemahan,
Jackson kembali bekerja kepada bosnya, Yuri Karpov (Zlatko Buric).
Jackson diminta mengantar dua anak kembar Yuri, Alec (Alexandre
Haussmann) dan Oleg (Philippe Haussmann) ke bandara.
Jackson
mulai memercayai omongan Charlie tentang kiamat ketika dia menyaksikan
jalan yang dipijaknya di bandara terbelah karena gempa. Jackson lalu
menyewa pesawat dan seorang pilot untuk menyelamatkan keluarganya
dengan bayaran jam tangan mahal miliknya.
Mulai dari sini,
ketegangan dan kengerian gambaran kiamat ditampilkan. Jackson yang
ngebut mengemudikan limusinnya menuju rumah Kate di Pasadena,
California, nyaris terlambat. Rumah Kate yang dihuni bersama anak
mereka dan pacar Kate, Gordon Silberman (Tom McCarthy), nyaris hancur
karena gempa.
Adegan demi adegan memacu adrenalin dan
membuat Anda menahan napas. Jackson mengemudikan mobil berusaha
menghindari jalanan yang amblas akibat gempa. Bangunan semua hancur,
rontok berkeping-keping. Jalan layang roboh dan amblas ditelan bumi.
Jackson,
Kate, Noah, Lily, dan Gordon berhasil mencapai bandara. Sayang, pilot
yang disewa itu tewas karena gempa. Jadilah Gordon yang baru belajar
mengemudikan pesawat kecil, dipaksa menjadi pilot dadakan.
Pesawat
kecil itu hampir jatuh ke dalam perut bumi karena landasan pacu
terbelah. Akhirnya, mereka selamat. Dari dalam pesawat, mereka
menyaksikan daratan merangsek masuk ke dalam laut seperti piring
makanan yang dicelupkan ke dalam bak air.
Di lain tempat, Dr
Adrian dibuat terkejut dengan derajat panas bumi yang terus naik dalam
hitungan jam. Kiamat yang diperkirakan masih jauh, ternyata tinggal
beberapa hari lagi.
Upaya penyelamatan mulai dilakukan
pemerintah. Sayang, Presiden Thomas menolak dievakuasi. Thomas
memutuskan tidak ikut naik pesawat menuju China, tempat disediakannya
'Bahtera Besi' yang dapat menyelamatkan manusia.
Thomas
bersama stafnya masih sempat mengunjungi korban gempa yang dirawat di
area terbuka. Saat itulah gempa berkekuatan besar kembali mengguncang.
Setelah
gempa reda, apa yang dilihat Thomas sungguh mengerikan. Di kejauhan
ombak laut terlihat bergulung-gulung ribuan meter tingginya. Kapal
perang Amerika, John F Kennedy, yang luar biasa besar seolah
dimuntahkan dari laut dan jatuh menimpa Thomas dan korban lainnya.
Gambaran
betapa dahsyat dan mengerikannya kiamat tak berhenti sampai di situ.
Adrian yang berada di pesawat evakuasi menuju China menyaksikan dari
layar pemantau bahwa gempa besar hingga 9 Skala Richter lebih menimpa
berbagai belahan bumi. Itu disusul dengan terjangan tsunami di
mana-mana. Bisa ditebak, bumi mengalami kehancuran total.
Bahkan,
lempeng Pasifik runtuh. Kutub Selatan pun bergeser ribuan mil jauhnya.
Pegunungan Himalaya juga berubah, tak lagi menjadi puncak tertinggi
dunia. Posisinya digantikan Cape of Good Hope di Afrika.
Singkat
cerita, Adrian dan staf kepresidenan tiba di China untuk naik ke kapal
besar yang disebut 'Bahtera Besi'. Warga biasa yang hendak naik pesawat
ini sudah memesan kursi dari jauh-jauh hari dengan harga 1 juta euro
per orang.
Jackson dan keluarganya sebagai tokoh protagonis
di film ini berhasil mencapai Bantera Besi di China. Mereka masuk ke
pesawat sebagai penumpang gelap dengan dibantu sebuah keluarga China
yang baik hati.
Kendala terjadi. Proses penyusupan mereka
kurang lancar. Gordon tewas karena mendadak pintu gerbang kapal
membuka. Ketika hendak tertutup lagi, pintunya macet gara-gara ada
kabel yang menghalangi.
Adrenalin penonton kembali dipacu.
Kapal tidak akan bisa jalan jika pintu belum menutup sempurna.
Sementara kru kapal berupaya mencari penyebab macetnya pintu, China
dilanda tsunami maha dahsyat yang menenggelamkan semua yang ada di
daratan.
Kapal itu terombang-ambing arus dan akan bertabrakan
dengan gunung es. Di sini, Jackson beraksi sebagai sang pahlawan.
Dengan dibantu anaknya yang masih kecil, Noah, Jackson turun ke bagian
bawah kapal yang telah terendam air. Dia akhirnya berhasil memutus
kabel yang menghambat pintu kapal.
Seperti film-film Amerika
lainnya, penonton akan dibuat terharu melihat aksi Jackson dan Noah
menyelamatkan kapal. Ketika Noah berhasil meloloskan diri dari pintu
tersebut, Jackson tidak ada.
Adegan Kate, Noah, dan Lily
menangis meratapi Jackson yang dikira tewas, sungguh mengharukan.
Beberapa penonton di sekitar penulis, ada yang sampai meneteskan air
mata.
Akhirnya, Jackson muncul. Mesin kapal pun berhasil
dinyalakan dan kapal melaju. Setelah dirasa aman, pintu geladak kapal
dibuka. Terlihat pemandangan hanya air di mana-mana. Tidak ada gedung,
tidak ada rumah, tidak ada makhluk hidup selain mereka yang di kapal.
Akhir
cerita seperti ini memungkinkan film 2012 untuk dibuat sekuel. Sang
sutradara Roland memang punya rencana membuat sekuel film ini dalam
bentuk serial televisi berjudul 2013. Roland akan menuangkan apa dan
bagaimana kehidupan manusia yang selamat di bumi setelah kiamat 2012.
Sepintas,
film ini tak jauh beda dengan Deep Impact (1998) dan The Day After
Tomorrow (2004). Hanya saja, dari segi penggambaran dahsyatnya
kehancuran bumi, 2012-lah pemenangnya. Tidak heran, dengan biaya
produksi mencapai USD200 juta, kualitas efek visual 2012 jauh lebih
baik. Bahkan, menyerupai nyata.
Adegan lembah dan gunung
meletus hingga membumbungkan cawan asap maha raksasa, hujan batu api,
daratan amblas ke dalam perut bumi, tsunami setinggi ribuan meter,
hingga robohnya patung Yesus Kristus di Rio de Janeiro, Brazil,
digambarkan dengan sempurna.
Kelemahan film ini, alurnya
mudah ditebak. Bak film-film action Amerika lainnya, sang jagoan kerap
ditampilkan 'nyaris' tewas. Lalu muncul sebagai pahlawan di akhir
cerita.
Menonton film yang bakal rilis perdana di bioskop
pada 13 November 2009 ini, akan sedikit memuaskan penasaran Anda
tentang gambaran kiamat. Kengerian kiamat begitu terasa saat melihat
bumi luluh lantak oleh kekuatan alam super dahsyat.
Satu
yang agak melenceng dari kaidah kiamat di film ini, masih ada manusia
yang bernyawa. Sejatinya, jika kiamat kubro (besar) tiba, niscaya tidak
ada satu pun makhluk hidup ciptaan Tuhan yang bisa melarikan diri.